MUNAFIKUN.
Munafikun, dalam Bahasa Arab munafiqun, adalah bentuk plural dari kata
munafiq yang merupakan ism fa’il dari kata kerja nafaqa. Nafaqa
adalah kata jadian yang akarnya adalah nafaqa. Nafaqa artinya mati,
laris, berkurang, sedikit, punah dan pergi. Katakerja nafaqa, yang
darinya muncul kata munafiq, menurut satu pendapat, terambil dari kata an-nafaq
yaitu fatamorgana dip dang pasir. Orang munafik, bagaikan fatamorgana,
memperlihatkan pemandangan yang tidak sesungguhnya. Seakan-akan ada air, yang
ada sesungguhnya adalah padang pasir belaka yang ditimpa sinar terik matahari.
Ada pula yang berpendapat bahwa nafaqa terambil kata nafiqa’ yang
artinya lubang persembunyian kanguru. Selain nafiqa’, kanguru mempunyai
pula lubang yang lain yaitu qashi’a rahitha’, dan lain-lain. Kanguru
biasa masuk dari nafiqa’ lalu keluar dari qashi’a atau
sebaliknya. Demikianlah yang dilakukan
oleh orang munafik, masuk Islam pada satu sisi lalu keluar pada sisi yang lain.
Ayat-ayat
Alquran cukup banyak berbicara tentang orang-orang munafik, bahkan ada satu
surat yang diberi nama al-Munafiqun yang memang banyak berbicara tentang
kemunafikan. Di antara sifat atau cirri-ciri orang munafik yang disebutkan
dalam Alquran adalah sebagai berikut: Pertama, berlawanan dengan kaum muslimin,
orang-orang munafik memerintahkan manusia untuk berbuat kemungkaran dan
melarang mereka untuk berbuat makruf (Q.S 9:67). Kedua, meskipun dalam beberapa
ayat Alquran disebutkan bahwa orang-orang munafik itu berada dalam
kebimbangan--bolak balik antara kafir dan iman (Q.S 4:143, 63:3)--mereka lebih
dekat kepada orang-orang kafir bahkan mereka disamakan dengan orang-orang kafir
(Q.S 4:140). Ketiga, oleh karena itu mereka lebih mempercayai orang-orang kafir
sebagai penolong mereka (Q.S 4:139). Keempat, bahkan mereka berusaha
menghalangi orang-orang untuk mendekati kaum muslimin dan menghalangi untuk
tunduk kepada ajaran Islam (Q.S 4:61).
Kelima,
salah satu sifat orang munafik yang menonjol adalah suka berdusta. Untuk
berdusta, orang munafik sanggup menggunakan sumpah sebagai perisai (Q.S 63:1
dan 2). Dengan kata lain, orang yang suka bersumpah untuk menyembunyikan
hal-hal yang tidak benar adalah orang munafik. Dalam sebuah hadis yang
diriwayatkan oleh Muslim disebutkan: “Tanda orang munafik ada tiga: apabila
berbicara ia berdusta, apabila berjanji ia ingkar, dan apabila dipercaya ia
berkhianat”. Keenam untuk melakukan dusta itu tidak berat bagi orang-orang
munafik. Di samping mudah bersumpah, mereka pandai merangkai kata sehingga
pembicaraan mereka enak didengar, penampilan fisik mereka mengagumkan, dan
gerak tubuh mereka dapat meyakinkan orang (Q.S 63:4).
Ketujuh,
bukan hanya berdusta sesama manusia, orang munafik bahkan menipu Allah, malas
dalam menegakkan salat, suka mempertontonkan amalannya, (riya), dan
jarang melakukan zikir (Q.S 4:142-143). Kedelapan, orang munafik menghalangi
kaum muslimin dalam menegakkan hukum Allah dan mencegah mereka untuk melakukan
jihad (Q.S 63:2).
Begitulah
Alquran menggambarkan orang munafik yang angkuh dan sombong (Q.S 63:5). Dalam
pandangan al-Ghazali, kemunafikan adalah dosa besar yang mendekati kemusyrikan.
Ia mempunyai tujuan untuk memikat hati orang supaya orang itu dapat terpengaruh
olehnyaatau orang itu suka kepadanya. Kesukaan mencari pengaruh dengan maksud
agar orang memuja-muji termasuk salah satu “memperturutkan hawa nafsu” dan oleh
perbuatan semacam itu banyak orang hancur binasa.
Ketauhilah,
kata al-Ghazali selanjutnya, perbuatan munafik itu sama sekali tidak membawa
manfaat apapun. Dalam suatu hadis disebutkan: Pada hari kiamat, orang-orang
yang mati syahid akan dipanggil dan dibawa ke dekat api neraka. Orang-orang itu
menyampaikan pembelaan di hadapan Tuhan: “Kami ini adalah orang-orang yang mati
syahid yang berjuang di jalan Allah”. Pembelaan itu tidak diterima oleh Tuhan:
“Kalian hanya ingin mendapatkan pujian, karena perbuatan yang begini dan begitu
itu dianggap suatu keberanian. Semua itu dinyatakan oleh mereka kepada kalian
dan oleh karena itu terimalah ini sebagai ganjaran bagimu”.
Kemunafikan
seperti digambarkan di atas tidak hanya dapat menimpa orang yang mati syahid
dalam medan pertempuran, tetapi juga dapat menimpa para alim ulama, orang-orang
yang naik haji, dan para penelaah Alquran yang perbuatannya dilakukan tidak
dengan keikhlasan lil-Lahi Ta’ala. Dalam sebuah hadis disebutkan:
“sebagian besar orang-orang munafik di antara umatku adalah qurra’ (para
penelaah Alquran)”.
Alquran
secara tegas menyebut orang munafik sebagai orang fasik (Q.S 9:67 dan 63:6).
Padahal, kefasikan merupakan perbuatan yang mesti dihindari oleh orang yang
menginginkan haji mabrur. Sebuah hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah
menyebutkan bahwa Rasulullah saw bersabda: “Siapa yang dating kerumah ini
(ka’bah) tanpa melakukan rafats dan kefasikan, ia pulang ke kampong
halamannya (suci) seperti ketika ia dilahirkan ibunya”. Dengan kata lain, orang
yang menunaikan ibadah haji hendaknya memenuhi persyaratan keikhlasan yang di
antara perwujudannya adalah meninggalkan kefasikan. Kalau banyak orang yang
tidak lagi ikhlas melaksanakan ibadah haji, itulah yang pernah “diramaikan”
oleh Rasulullah saw. Diriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah saw
bersabda: “akan dating suatu masa yang ketika itu orang-orang kaya naik haji
untuk plessiran, orang-orang menengah naik haji untuk berdagang, para penelaah
Alquran naik haji untuk pamer dan demi nama baik, dan orang-orang miskin naik
haji untuk mengemis”.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Misriy, Abu al-Fadl Jamaluddin
Muhammad ibn Mukram ibn Manzur al-Afriqy, Lisan al-Arab, Bairut, Dar Sadir,
1990.
Al-Qurthubiy, Abu Abdillah Muhammad
al-Ansariy, al-Jami li Ahkam al-Qur’an, T.t.p., T.p., t.t.
Rus’an, Mutiara Ihjaa Ulumddin, Jakarta,
CV Mulja, 1964.
Sahih Muslim, Indonesia, Dar Ihya
al-Kutub al-Ilmiyah, t.t.
At-Tabariy, Abu al-Abbas Ahmad ibn
Abdillah ibn Muhammad ibn Abi Bakr Muhibuddin, al-Qira li Qasid Umm al-Qura,
Bairut, al-Maktabah al-Ilmiyah
ABDUL HAFIZ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
dunia ini memang indah,, tergantung bagaimana kita menjaga keindahan itu,,. untuk itu mari kita bersatu, satu pikiran satu tujuan untuk Indonesia merdeka,.. berpisah kita berjuang bersatu kita memukul..