Selasa, 28 Desember 2010

Melacak Jejak Kaum Radikalisme Muda

            Setelah saya membaca dan mencermati tulisan mengenai Melacak Jejak Radikalisme Kaum Muda, ada beberapa hal yang membuat saya tertarik akan kecermatan penulis yang menyeimbangkan antara sisi positif dan negatifnya sejarah kaum muda. Karna memang dewasa ini banyak anak bangsa yang tidak ambil peduli mengenai sejarah bagaimana isak tangis para pejuang mempertahankan kemerdekaan, baik itu kemerdekaan melawan para penjajah maupun anak negri yang telah dicuci otaknya,sehingga kurangnya kesadaran akan arti kemerdekaan yang hakiki. Dan memang hal yang wajar kalau rakyat menunjukan taringnya ketika haknya ditindas oleh para penguasa, Indonesia merdeka bukan disebabkan perjuangan satu wajah saja melainkan banyak darah yang telah tumpah untuk negri tercinta Indonesia Raya. Anand Krishna dalam bukunya Indonesia Baru telah mengukir sebuah komentarnya :
“Manusia Indonesia Baru sepenuhnya berpihak pada kebenaran. Ia berpihak pada kebenaran bukan karena peraturan, karena fatwa, yang dikeluarkan oleh sebuah institusi ia berpihak pada kebenaran, karena kesadarannya”.
KOMENTAR I
Ada yang membuat saya bingung dari pengulangan teks yang diungkapkan penulis, pada hal 73 yaitu: sementara para pemimpin politik yang ada sekarang hampir bisa dipastikan adalah generasi politik yang terlahir dalam situasi perjuangan fisik, revolusi kemerdekaan.  Tentu saja, kerangka pedoman politik perjuangan mereka diwarnai oleh pengalaman selama perjuangan revolusi fisik melawan penjajah kolonial belanda dan jepang itu. Bertolak belakang dengan pengungkapan kalimat sesudahnya, situasi ini tentu saja sangat berbeda dengan situasi yang dihadapi oleh generasi muda sekarang ini. Pengulangan kata sekarang disini menimbulkan sebuah pertanyaan besar buat saya tentang apa maksudnya.
KOMENTAR II
Pengungkapan bahwa generasi sekarang ini situasi tanpa politik penting, tidak sesuai dengan pendapat saya justru pada masa ini dunia kancah politik itu telah menyeruak keberbagai macam kalangan masyarakat, dan faktanya lagi untuk menduduki kursi kepresidenan tanpa didasari adanya unsur politik, di zaman sekarang ini jangan pernah bermimpi untuk menduduki kursi kepresidenan
KOMENTAR III
           Saya kurang setuju kalau kiprah pemuda itu seutuhnya diberikan pada generasi akhir 1990-an, yang seakan-akan kita melupakan, bahwa ada buah karna ada pohonnya, memang kesuksesan PRD dalam mempertahankan hak rakyat Indonesia besar artinya tapi bukan berarti kita melupakan kebenaran yang telah nyata benarnya. Seperti yang diungkapkan Panglima Besar Sudirman “Lebih baik kita di bom atom dari pada merdeka kurang 100% kabinet boleh silih berganti tetapi tentara adalah tetap tentara”.
KOMENTAR IV
Keteguhan dan kesadaran yang telah timbul dihati rakyat memberi kekuatan tersendiri dijiwa para tokoh yang maju kedepan melawan para rezim Orde Baru, dimana ada kemauan disitu ada jalan mungkin inilah kalimat yang cocok diungkapkan untuk mereka, hingga pada akhirnya Indonesia Baru telah lahir yang tidak lagi mempersoalkan manifestasi, karena ia telah menemukan esensi ! Indonesia baru yang saya lihat tidak sekedar berbicara tentang Dharma atau Syariat, tetapi menjalani dan melakoninya. Kalau saja dimasa sekarang ini masih terus mengalir darah kesadaran para pemuda negri ini, kecintaan akan budaya Indonesia saya percaya tidak akan ada yang berani mengucilkan bangsa ini meskipun dari dalam sumur yang paling dalam, aneh memang mengapa Sukarno bisa membangkitkan jiwa yang mati hingga berkobar dengan penuh semangat kemerdekaan tapi justru ketika kemenangan itu diraih musuh tetap bisa masuk meskipun singa berwajah kucing, hingga mencabik sedikit demi sedikit landasan moral anak bangsa mejadi kaum pemberontak negrinya sendiri. Pernahkah kita berpikir berapa banyak perusahaan asing yang menduduki Indonesia sehingga produk dalam negri tidak lagi bisa dibanggakan tapi coba bandingkan ada berapa banyak perusahaan kita yang dapat berdiri tegak dinegri super power Amerika. Untuk itu bersikap idealis dan kritis perlu diterapkan didalam hati kita masing-masing agar kita tidak lagi hanya berkoar bahwa Amerika bangsat, Malaysia bejat Suharto penghianat, tapi buktikan dengan tindakan yang lahir dari kesadaran diri kita, Indonesia sudah cukup lama menangis jangan lagi kita tambah penderitaan negri ini, Tan Malaka dalam bukunya Uraian Mendadak  hal 49 mengungkapkan:
            “Kita sebagai orang yang melihat persoalan secara materialist dialektika, jangan mengharap-harapkan yang tidak-tidak. Bahwa otak lebih tinggi dari kepentingan ekonomi, bahwa rundang-runding bisa menaklukkan kepentingan ekonomi, semuanya itu adalah khayal semata”
            Ketika kebenaran telah nyata benarnya maka tegakkanlah kebenaran itu, jadilah generasi islam yang cerdas berkualitas dan berkuantitas tidak mengharapkan kemewahan fasilitas, jabatan yang pantas memang semata-mata tulus dan ikhlas yang penting segala problem bisa tuntas. Pada masa hari pertama kudeta presiden sukarno  yaitu 2 oktober 1965 atas komando Suharto meluncurkan kampanye teror yang tiada tara hingga puncaknya pada 10-11 februari 1966 banyak darah yang berserakan, namun semangat juang para pemuda Indonesia yang tak pernah berhenti berpikir akan kemerdekaan akhirnya PRD sebuah kumpulan para pemikir idealis, kritis dan intelektual memperjuangkan hak kita anak bangsa yang terus menuntut akan kemerdekaan yang sesungguhnya. Setelah sekarang zaman demokrasi di putuskan tetap saja banyak pihak yang tidak puas yang merasa dirinya yang paling hebat, cobalah kita berpikir logis tidak ada lagi istilah siapa lo siapa gua, ingatlah ketika lima jari bersatu maka akan membentuk sebuah kekuatan yang besar, kita tidak ada yang sempurna hanya dengan bersatu kita kuat, Organisasi yang kuat itu bisa kita bentuk dalam proses kita berjuang. Sukarno hanya membutuhkan 10 orang pemuda yang punya  jiwa untuk membangun negri ini, bayangkan jika 1000 orang yang punya kesadaraan untuk membangun tanah pertiwi, kita telah dijajah lebih dari 3,5 abad,dan kemerdekaan yang kita rasakan baru berapa tahun hanya beberapa persen apakah kita tidak mau merasakan manisnya madu perjuangan para pendahulu kita.mereka ingin kita bahagia maka jangan kita buat mereka bersedih, kita yakin atas kemenangan sendiri, seperti Colombus yakin bahwa jika dia berlayar terus ketimur dia akan sampai ke Amerika. Tetapi kapan dia akan sampai dan dimana persis jalan yang dilalui tidak bisa dia tentukan dengan pasti lebih dulu.itu tergantung kepada faktor didalam dan diluar dia sendiri, kita harus yakin, dan orang yang tidak mempunyai keyakinan tidak mempunyai pendirian. Dan keyakinan mesti berdasarkan filsafat serta perhitungan yang tinggi, tetapi putusan yang pasti, kesimpulan atau sikap yang pasti harus diambil setelah cukup optimis. Pandanglah semua itu dengan mata terbuka, pikiran yang praktis dengan senjata yang kita akui tajam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

dunia ini memang indah,, tergantung bagaimana kita menjaga keindahan itu,,. untuk itu mari kita bersatu, satu pikiran satu tujuan untuk Indonesia merdeka,.. berpisah kita berjuang bersatu kita memukul..